Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mafindo: Literasi Digital Mampu Perangi Hoaks Jelang Pemilu


JAKARTA - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menyatakan, hoaks atau informasi bohong yang masif menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dapat diperangi dengan literasi digital. Presidium Mafindo Komite Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Loina Lalolo Krina mengatakan, dalam literasi digital, masyarakat harus benar-benar teliti.


"Teliti, apakah informasi yang diterima hoaks atau bukan," kata Loina dalam dialog di radio Elshinta dengan tema "Menjaga Pemilu dari Hoaks", Senin (11/12/2023).


Menurut Loina, literasi digital akan membuat masyarakat lebih berhati-hati jika menerima informasi. Artinya, masyarakat tidak langsung membagikan informasi tersebut. Masyarakat tidak perlu terpancing dengan informasi yang didapat karena salah satu ciri hoaks informasi selalu bombatis dan mengada-ada.


Untuk memerangi hoaks, perlu dilakukan sosialisasi yang masif terkait literasi digital. Dengan demikian, masyarakat tidak begitu saja percaya dengan sebuah informasi yang diterima tanpa mengecek kebenarannya. Peran penyelenggara pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sangat penting untuk mencegah penyebaran hoaks dimana mereka bisa melakukan informasi yang benar melalui situs situs resmi mereka. 


"Saat ini Facebook,Youtube merupakan salah satu pusat distribusi Hoaks," ujar Loina.


Hingga Oktober 2023, Litbang Mafindo mencatat 80 atau 90 persen isu hoaks tentang Pemilu 2024 namun dalam minggu minggu ini terjadi penurunan. Untuk hoaks Pemilu, Mafindo berbeda sedikit dengan data Kementerian Komunikasi dan Informatika Republika Indonesia. Hal itu karena keterbatasan jumlah personil dalam mendeteksinya. 


"Pada November hoaks terkait pemilu angkanya cukup dinamis karena terjadi kenaikan dan penurunan karena sudah dimulainya agenda kampanye. Pada tanggal 28 sampai 30 November angka hoaks sudah 50 namun angkanya  terus menurun jelang kampanye," paparnya. 


Liona menjelaskan, dinamika hoaks tergantung apa yang terjadi ditengah masyarakat. Misalnya saat berita kampanye ramai maka hoaks tentang pemilu akan mengikutinya. Sampai saat ini, hoaks tentang Pemilu masih adem ayem karena kampanye masih berlangsung di daerah. []